Best Practise Bahasa Inggris SMK


Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mempelajari Materi Modal Auxialiry Verb Melalui Metode Sebuah Permainan(game) Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning.
(Sebuah Best Practise yang Diterapkan Oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Terhadap Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pagelaran)








Oleh : Emi Yunaningsih,S.S
NUPTK. 3358762664300063










PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PAGELARAN
Jl. Pasirpari Ds.Sindangkerta Kec. Pagelaran-Cianjur 43266
Phone085793894209,email: smkn1pagelaran@yahoo.com















LEMBAR PENGESAHAN  

Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mempelajari Materi Modal Auxialiry Verb Melalui Metode Sebuah Permainan(game) Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning.
(Sebuah Best Practise yang Diterapkan Oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Terhadap Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pagelaran)



Pagelaran,   Juli 2019
Guru Mata Pelajaran




              Emi Yunaningsih,S.S                                                    
NUPTK. 3358762664300063
                                                                                                                                             
                                                                    

                                                                      
Mengetahui
Kepala Sekolah,






Sudirman, S.Pd.,M.Si
NIP. 197003281992031004





KATA PENGANTAR



          Puji dan syukur  penulis panjatkan  kehadlirat  Allah  SWT,  atas rahmat  dan karunia-Nya  sehingga penulis dapat menyusun laporan best practise yang diberi judul Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mempelajari Materi Modal Auxialiry Verb Melalui Metode Sebuah Permainan(game) Dengan Model Pembelajaran Discovery Learning.
          Laporan ini merupakan deskripsi kegiatan yang telah dilakukan oleh penulis  berupa kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan metode sebuah permainan(game). Dalam laporan ini penulis menjelaskan rancangan awal berupa langkah-langkah kegiatan, pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Adapun hasil yang diperoleh dari penerapan metode permainan ini menunjukan hasil yang cukup positif terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran.  Oleh karena itu penulis meyakini kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan merupakan kegiatan Best Practise.
         Namun demikian penulis penyadari bahwa laporan kegitan ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran, masukan, sekaligus koreksi dari semua pihak agar menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan ini di masa mendatang.
 Laporan ini  dapat tuntas disusun berkat bantuan semua pihak terutama guru dan siswa di SMK Negeri 1 Pagelaran. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarya.  Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk keberhasilan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMK Negeri 1 Pagelara.

                                                                                  Pagelaran, ................2019
                                                                                                  Penulis
                                                                                                           
     

                                                                         EMI YUNANINGSIH,S.S
                                                                         NUPTK. 3358762664300063




DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB I
A.  Latar Belakang.................................................................................1
B.  Permasalahan....................................................................................2
C.  Tujuan...............................................................................................2
D.  Manfaat Kegiatan...................................................... ......................3
BAB II
A.  Metoda Pembelajaran.......................................................................4
B.  Langkah Kerja...................................................................................4
BAB III
A.  Tempat dan Waktu Pelaksanaan.......................................................7
B.  Instrumen yang Digunakan..............................................................7
C.  Hasil yang Diperoleh.........................................................................7
BAB IV
A.  Simpulan...........................................................................................9
B.  Rekomendasi....................................................................................10
Daftar Pustaka
Lampiran


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Seiring kemajuan jaman yang ditandai dengan penemuan teknologi digital berupa internet, segala aspek kehidupan di semua sektor ikut menyesuaikan. Termasuk dalam hal ini dunia pendidikan. Guru tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya pentransfer ilmu. Apa saja bisa dengan mudah didapatkan pada saat ini oleh siswa termasuk informasi berkaitan dengan pendidikan tanpa harus melibatka guru.
Kemampuan siswa saat ini terhadap teknologi utamanya internet telah sedikit menggeser fungsi guru sebagai pentransfer ilmu dan pengetahuan. Namun ironisnya kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi khususnya internet tidak berbanding lurus dengan prestasi dan nilai yang diperoleh.  Seperti kita ketahui pendidikan Indonesia khususnya untuk bidang IPA, membaca, dan Matematika berada pada urutan ke 71 dan 72 negara di Dunia( Sumber: PISA 2015)-youthcorps.org. fakta ini tentu saja menjadi bahan evaluasi bahkan cambukan bagi guru sebagai ujung tombak pendidikan untuk senantiasa berupaya meningkatkan kemampuannya dalam mengajar agar nilai yang diperoleh siswa semakin baik.
Tantangan berikutnya adalah guru dihadapkan pada pembelajaran abad 21 untuk mempersiapkan generasi emas 2045 dimana keterampilan yang perlu dikuasi oleh siswa yakni diantaranya 4C (Critical thinking, creativity, collaboratif, dan communicatif). 4 keterampilan ini perlu dimiki oleh siswa dalam rangka menghadapi persaingan globalisasi. Siswa generasi emas tidak lagi menghadapi namun menjadi bagian utama dari arus globalisasi. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, siswa perlu dibekali kemampuan yang bisa membut mereka siap bersaing di semua bidang, dan di semua level baik level nasional maupun internasioanal.
Keterampilan siswa dalam mengahadapi abad 21 haruslah didukung dengan kualiata karakter, oleh karena itu munculah yang disebut dengan pendidikan karakter yang mana saat ini semakin dipejelas dengan istilah PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter. Tugas guru semakin menantang karena harus menyelaraskan antara kompetensi abad 21 dengan kualitas karakter yang dikuatkan dengan kemampuan literasi.
Bila melihat paparan di atas, tentunya guru harus berinovasi agar kegiatan pembelajaran di kelas berpusat pada 3 hal tadi yakni keterampilan abad 21, PPK, dan Literasi. Guru yang menggunakan metode mengajar yang monoton dan konvensioanal sepertinya sulit untuk mensinergikan ke tiga hal tadi. Model pembelajaran ceramah misalnnya tidak akan membuat siswa berfikir kritis dan kreatif. Siswa akan cenderung pasif dan jenuh.
Inilah yang menjadi dasar penulis dalam menuangkan idenya melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa(students center learning). Model pembelajaran discovery learning yang disisipkan permainan pada kegiatannya intinya telah berhasil membuat siswa aktif, kreatif, kolaboratif serta komunikatif. Oleh karena itu penulis menjadikan kegiata ini sebagain best practise

B.    Permasalahan
Umumnya permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar bahasa Inggris adalah kesulitan dalam memahami unsur kebahasan atau gramatika (grammar). Grammar ini sangat penting dalam komunikasi. Penggunaan grammar yang salah akan mengakibatkan kesalah fahaman dalam berkomunikasi.

C. Tujuan
Penulisan ini dibuat untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan metode pembelajaran yang diterapkan dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami unsur kebahasaan (grammar) khusnya  Modal Auxialiry Verb


D. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini, diantarnya:
1.      Bagi Siswa
1.      Siswa menjadi semangat dan termotivasi dalam belajar bahasa Inggris khusnya dalam mempelajari unsur kebahasaan(Modal Auxialiry Verb)
2.      Muncul semangat kerjasama(collaboratif) karena dalam permainan kelompok, setiap siswa saling memberikan kontribusi baik ide, ataupun pendapatnya
3.      Sikap kritis(critical thinking) semakin terasah karena siswa harus menyelesaikan soal-soal yang dirancang HOTS oleh guru
4.      Siswa dituntut untuk percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya. Oleh karena itu sikap kemandirian diharapkan dapat muncul melalui kegiatan ini.
5.      Terakhir siswa dapat dengan mengkomunikasikan dengan yakin dan percaya diri hasil diskusinya
2.      Bagi Guru
1.      Penulisan laporan ini menjadi bahan evaluasi untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dalam menerapkan metode pembelajaran
2.      Guru mendaptkan sisi positif dan negatif dari model yang diterapkan sehingga dapat dijadikan perbaikan untuk kegiatan pembelajaran di masa mendatang
3.      Guru menjadi termotivasi untuk menggunakan inovasi lain dalam pembelajaran sehingga nilai yang diperoleh siswa semakin baik.
4.      Laporan ini juga bermaat sebagai guru sebagai dokumentasi karya ilmiah.
5.      Penulisan laporan kegiatan ini juga sebagai bahan latihan untuk menulis karya ilmiah
3.      Bagi Sekolah
1.      Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
2.      Dapat meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan guru





BAB II
METODE PEMECAHAN MASALAH

A.   Metode pembelajaran
Dalam penerapan pembelajaran ini penulis menggunakan metode permainan beregu/kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Pembagian kelompok melalui tebak gerakan yang medianya sudah dipersiapkan oleh guru sebelumnya. Media yang digunakan adalah beberapa gambar atau flash card berisi orang yang melakukan gerakan-gerakan tertentu.
Sementara itu pendekatan dilakukan melalui tahapan pendekatan ilmiah (scientifik approach) dan model pembelajaran menggunakan Discovery Learning. Pendekatan ilmiah dipilih karena sesuai dengan amanat kurikulum 2013. Pendekatan ilmiah ((scientifik approach) diyakini sebagai formula perkembangan dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

B.   Langkah Kerja
1.      Analisis KD
Analisi KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.  Berdasarkan hasil analisis KD yang ada di kelas XI, penulis memilih KD 3.4 yaitu membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi analitis lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait isu aktual, sesuai dengan konteks penggunaannya. Adapun topik yang diambil adalah unsur kebahasannya yaitu Modality Auxialiry Verb

2.      Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD. 3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi analitis lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait isu aktual, sesuai dengan konteks penggunaannya
3.4 1
Membedakan (C-2) unsur kebahasaan teks eksposisi analitis ( MODAL AUXLARY VERB)
3.4.2

KD.4.4
Mencontohkan (C-2) unsur kebahasaan teks eksposisi analitis ( MODAL AUXLARY VERB)

Menyusun teks eksposisi analitis tulis, terkait isu aktual, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secarabenar dan sesuai konteks
4.1.1
Menyusun(KA-3)  secara lisan unsur kebahasaan teks eksposisi analitis (MODAL AUXALIARY VERB)
4.1.2
Mengkomunikasikan(KA-3)  secara lisan unsur kebahasaan teks eksposisi analitis (MODAL AUXALIARY VERB)

3.      Pemilihan Model Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning:
Kompetensi
Dasar
Sintaksis model Discovery Learning
Pendekatan Saintifik
Mengamati (mengidentifikasi masalah)
Menanya
(merumuskan masalah/hipotesis)
Mengumpulkan Informasi
(menguji hipotesis)
Menalar
(menyimpulkan hasil dr hipotesis)
Mengomunikasikan
(memformulasikan pembuktian hipotesis)
KD. 3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks eksposisi analitis lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait isu aktual, sesuai dengan konteks penggunaannya



























KD. 4.3 Menyusun teks eksposisi analitis tulis, terkait isu aktual, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secarabenar dan sesuai konteks

























Stimulation

















Problem Statement








Data Collection












Data processing








Verification























Generalization
Secara berkelompok siswa mengamati dan membaca teks unsur kebahasaan(Modality Auxialiry Verb) yang terdapat dalam teks eksposisi analitis (Language literacy)




















Siswa dan guru saling bertanya jawab tentang unsur kebahasaan(Modality Auxialiry Verb) yang terdapat dalam teks eksposisi analitis (Critical thinking)




























Siswa secara secara berkelompok berdiskusi dan mencari segala informasi (collaboratif)berkaitan dengan unsur kebahasaan(Modality Auxialiry Verb) yang terdapat dalam teks eksposisi analitis (Digital Literacy)








































Semua informasi yang didapat baik dari buku atau internet(Literacy and collaboratif) didiskusikan secara bersama-sama dan diolah dalam bentuk tulisan/catatan

























Siswa mencocokan data/informasi yang diperoleh dari buku dan internet dengan penjelasan yang diberikan oleh guru.(Critical thinking)
Siswa kemudian dapat menyimpulkan materi pembelajaran saat itu dengan menjawab pertanyan-pertanyan yang diajukan oleh gur baik lisan maupun tulisan
Siswa mengkomunikasikan hasil temuan berdasarkan diskusi dengan rekannya di depan kelas. (kemandirian) dan (Communicatif)



4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
          Perangkat Pembelajaran menggunakan format baru yang mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (Religiositas, Nasionalisme, Gotong Royong, Kemandirian, serta Kerjasama) dengan  Keterampilan Abad 21( Critical Thinking, Creativity, Collaboratif, aand Communicatif)serta literasi.



BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH


A.   Tempat dan Waktu Pelaksanaan
     Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 8 November di SMK Negeri 1 Pagelaran dengan melibatkan semua siswa kelas XI yang berjumlah 240 yang berasal dari semua program keahlian

B.  Instrumen yang Digunakan
Media pembelajaran yang digunakan dalam best practise  ini adalah beberapa gambar tentang kegiatan sesorang( digunakan pada saat pembagian kelompok), flash card (untuk menuliskan kalimat-kalimat yang dipakai dalam permainan), Kertas A4( berisi kata-kata kunci yang dipakai dalam permainan), internet ( untuk mencari data dan informasi kaitannya dengan materi yang sedang dipelajari).
Adapun instrumen penilaian yang digunakan dalam best practise ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis uraian singkat.

C.     Hasil yang Diperoleh

Hasil yang dapat dilaporkan dari best practise ini adalah:
1.      Selama proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode permainan ini, semua siswa terlihat antusias dan semangat dalam belajar.
2.      Pembagian kelompok cukup efektif. Rata-rata kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda sehingga dapat saling mengisi kekurangan.
3.      Semua siswa di kelompoknya terlihat aktif berdiskusi, beberapa siswa browsing mencari data di internet, sebagian menuliskan hasil temuannya, dan yang lainnya berusaha menjelaskan kepada teman satu kelompoknya tentang materi yang dipelajari
4.      Metode permainan dalam pembejaran kali ini membuat siswa kreatif dan berfikir kritis menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
5.      Kerja sama kental terlihat saat tiap-tiap kelompok harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
6.      Dengan waktu yang diseting oleh guru dalam permainan ini, siswa menjadi disiplin dalam menggunakan waktu.
7.      Siswa juga terlihat lebih fokus dalam belajar dan mendengarkan setiap intruksi guru
8.      Siswa tampil percaya diri saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
9.      Masing-masing kelopok begitu kompak dan saling menghargai.







BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI


A.     Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran bahasa Inggris kelas XI KD 3.4 dan 4.4 dengan materi pelajaran Modality Auxialiry Verb dengan menggunakan metoda permainan dengan dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan best practise pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Siswa tidak sekedar bisa mengingat(C1) dan memahami (C2) namun juga bisa mengkopmunikasikan.
     2.  Dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran bahasa Inggris dengan metode permainan dengan model pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
    3.  Metode permainan membuat suasan kelas lebih aktif dan menarik. Siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan namun juga memperoleh kesenangan dan kepuasan dalam belajar.
4. Waktu yang diseting guru dalam permaianan dianggap terlalu singkat oleh siswa sehingga beberapa jawaban siswa atas pertanyaan guru ada salah terutama dalam penulisan kalimat. Siswa tergesa-gesa memperhatikan waktu tanpan mengoreksi kembali jawaban

B.     Rekomendasi
Berdasarkan hasil best practise pembelajaran bahasa Inggris dengan metode sebuah permainan(game) dengan model pembelajaran Discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.                  Posisi duduk siswa dalam kegiatan pembelajar ini perlu dirubah. Beberapa siswa terlihat tidak leluasa dalam bergerak karena jarak meja dan kursi dari kelopok yang satu ke kelompok yang lain terlalu dekat.
2.                  Kemampuan kosa kata siswa cukup terbatas sehingga siswa mendapat kesulitan ketika harus membuat kalimat yang cenderung kompleks.
3.                  Guru harus lebih inovatif dalam merancancang kegiatan pembelajaran sehingga suasana belajar di kelas akan lebih menarik. Model Pembelajaran dengan metoda yang menarik akan menstimulus siswa sehingga dengan mudah memahami pelajaran yang diajarkan. Pada akhirnya nilai yang diperoleh siswa akan semakin baik.




DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018.Buku Pegangan  Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.


























Comments

Popular posts from this blog

RPP BAHASA INGGRIS KELAS X KD 3.9

RPP Bahasa Inggris Kelas X

VETA CUP 2 KAB.CIANJUR